KONSEP SUPPLY CHAIN
Supply chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem melalui mana suatu organisasi itu
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga
merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
penyaluran barang tersebut. Kata penyaluran mungkin kurang tepat karena dalam istilah
supply termasuk juga proses perubahan barang tersebut jadi misalnya dari bahan mentah
menjadi barang jadi.
Konsep supply chain adalah juga konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep
lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan dan
pemecahannya dititik beratkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masingmasing.
Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas
yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai
konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan barang.
Oleh karena itu, maka supply chain management dapat didefinisikan sebagai berikut:
‘Supply chain management is a set of approaches utilized to
efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouses,
and stores, so that merchandise is produced and distributed
at the right quantities, to the right locations, at the right time,
in order to minimize systemwide costs while satisfying service
level requirement’ (David Simchi-Levi)
Melihat definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa supply chain ialah logistics
network. Dalam hubungan ini ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaanperusahaan
yang mempunyai kepentingan yang sama tersebut yaitu:
- Suppliers
- Manufacturer
- Distribution
- Retail outlets
- Customers
Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, dimana merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama
dimana mata rantai penyaluran barang akan bermulai. Bahan pertama ini dapat dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies,
spare parts dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan ‘suppliers’.
Dalam artinya
yang murni, disini termasuk juga suppliers’ suppliers atau sub-suppliers. Supplier ini
dapat berjumlah banyak atau sedikit, tetapi suppliers’ suppliers biasanya berjumlah
banyak sekali. Inilah mata rantai yang pertama.
Chain 1 - 2 : Suppliers ► Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu ‘manufacturer’ atau plants atau
assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,
memfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan ataupun menyelesaikan
barang (finishing).
Untuk keperluan tulisan ini, sebut saja bentuk yang bermacam-macam
tadi sebagai ‘manufacturer’. Hubungan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi
untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku maupun bahan
setengah jadi maupun bahan jadi yang berada di pihak suppliers maupun di manufacturer
maupun di tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang bahwa
antara 40% sampai 60% bahkan lebih penghematan dapat diperoleh dari inventory
carrying cost di mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep supplier partnering
misalnya, penghematan ini dapat diperoleh.
Chain 1 - 2 - 3 : Suppliers ► Manufacturer ► Distribution
Barang yang sudah jadi yang sudah dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang
ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh
sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan kepada
gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pada
waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada
retailers atau pengecer.
Chain 1 - 2 - 3 - 4 : Supplier ► Manufacturer ► Distribution ► Retail Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat
juga menyewa
dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum
disalurkan lagi
ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk memperoleh
penghematan
dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan
desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer
maupun kepada
toko pengecer (retail outlets).
Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil
produksinya kepada
pelanggan, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan
menggunakan
pola seperti di atas.
Chain 1 - 2 - 3 - 4 - 5 : Supplier ► Manufacturer ► Distribution ► Retail Outlets
► Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung
kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Dalam pengertian
outlets ini termasuk toko, warung, department store, super market, toko koperasi, mal,
club stores dan sebagainya pokoknya dimana pembeli akhir melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa disini merupakan mata rantai yang terakhir,
sebetulnya masih ada lagi yaitu mata rantai dari pembeli (yang mendatangi retail outlet
tadi) kepada real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna
sesungguhnya. Mata rantai supply betul-betul baru berhenti sampai barang yang
bersangkutan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) dari barang atau jasa
dimaksud.
source : http://eblg.blogspot.com/2013/02/konsep-integrated-supply-chain.html
tgl : 02 november 2013
jam akses : 09.21 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar